08 November 2009

Suka Batik Berarti Cinta Budaya Sendiri


Batik adalah salah satu warisan asli budaya dari nenek moyang Indonesia. Batik berasal dari gabungan kata bahasa Jawa, “amba” berarti menulis dan “titik” berarti titik. Sesungguhnya, batik berarti salah satu cara pembuatan bahan pakaian, dengan pewarnaan kain ’malam’ menggunakan alat canting. Masyarakat Indonesia mempercayai keberadaan batik semenjak zaman Majapahit, terutama batik tulis menjadi sangat populer pada akhir abad 18 atau awal abad 19. Sedangkan batik cap baru dikenal pada tahun 1920-an (setelah perang Dunia I). Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun temurun, sehingga terkadang suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif juga dapat menunjukkan status seseorang, bahkan sampai saat ini beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga Kraton Yogyakarta dan Surakarta.
            Educational Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia pada hari Jumat 2 Oktober 2009. Masyarakat Indonesia menyebutnya dengan hari Batik Indonesia. Pengukuhan batik tersebut dilaksanakan di Abhu Dhabi, Uni Emirat Arab. Proses sebelum pengukuhan tersebut cukup panjang, berawal pada 3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9 Januari 2009. Pada tahap selanjutnya, pengujian tertutup oleh UNESCO dilaksanakan di Paris pada tanggal 11 – 14 Mei 2009. Sebagai ungkapan rasa syukur atas pengukuhan Batik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memakai batik pada tanggal 2 Oktober secara serentak. Mulai dari anak SD, SMP, SMA, mahasiswa hingga kepala daerah di Indonesia langsung menanggapi respon tersebut. Masyarakat Indonesia sangat berantusias untuk memakai batik, sehingga omset penjualan batik melonjak tinggi dan membawa keberuntungan bagi para penjualnya.
            Walaupun batik sudah secara resmi diakui milik Indonesia, namun negeri Jiran yang juga mengklain batik dikabarkan tidak tinggal diam. Mendengar UNESCO akan mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, wakil PM Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin menyatakan pihaknya akan mempelajari keputusan UNESCO tersebut. Namun hingga saat ini belum diketahui apakah niat Malaysia tersebut berhasil. Selain itu, pengklaiman budaya seperti ini sudah terjadi sejak lama. Banyak budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain. Misalnya saja, angklung, keris, reog, wayang, tari pendet, dan lain-lain. Padahal tari pendet sudah jelas dan benar-benar milik masyarakat Bali di Indonesia. Begitu juga dengan reog yang berasal dari Ponorogo, angklung dari Jawa, wayang, dan sebagainya.
            Dengan adanya pengklaiman tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan menjadi sadar akan potensi budaya sendiri. Sehingga dengan kesadaran itu akan muncul rasa mencintai dan menghargai budaya sendiri. Budaya Indonesia harus dilestarikan agar menjadi budaya yang berkembang di zaman modern, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dengan begitu, maka negara lain akan susah mengklaim budaya kita karena kita sebagai yang punya budaya mengetahui budaya-budaya apa yang kita miliki, yang kita rawat, yang kita jaga, dan yang kita lestarikan. Untuk lebih menyakinkan lagi, sebaiknya pemerintah Indonesia mulai mematenkan semua budaya milik Indonesia agar diakui di dunia internasional secara tertulis dan tercatat. Karena dengan mematenkan budaya kita merupakan sebuah bukti yang nyata dan diakui oleh dunia internasional.
            Langkah-langkah yang harus diambil pemerintah agar masyarakat Indonesia lebih mencintai budaya sendiri adalah dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang budaya-budaya Indonesia. Dengan kata lain, sejarah sangatlah penting dalam mempelajari budaya karena budaya suatu masyarakat tidak dapat terlepas dari sejarah masyarakat itu. Sebagai contoh konkritnya, sekarang ini banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti tentang sejarah berdirinya negara apalagi dengan sejarah kebudayaan Indonesia. Masyarakat hanya mengetahui bahwa batik berasal dari Indonesia karena banyak yang memakainya dan menjualnya. Sehingga masyarakat juga hanya mengetahui jika batik adalah batik, tanpa mengetahui awal mula disebut batik, sejak kapan batik berkembang, bagaimana prosesnya, dan lain-lain. Oleh karena itu ada pepatah ’tak kenal maka tak sayang’ sangat cocok untuk menggambarkan situasi ini. Jika kita hanya tahu apa itu Batik, tetapi tidak mengenalnya maka kita tidak akan sayang atau cinta dengan Batik.

Desy Natalianingrum (153070252)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar