11 Januari 2010

Hari ini makan, Besok Belum Tentu Makan

Kalimat di atas sempat terlontar dari salah satu anak jalanan yang ada di Kota Yogyakarta. Sarmin adalah anak jalanan yang kegiatannya mengamen di lampu merah demi mendapatkan uang untuk membeli sesuap nasi. “Hari ini makan, besok belum tentu makan” terlontar dari mulutu bocah berusian 8 tahun dengan wajah pesrah dan penuh harapan. Namun sesungguhnya ia salah satu dari anak jalanan yang memiliki cita-cita untuk meneruskan pendidikannya.

Sungguh ironis di kota pelajar ini bayangan kita adalah Kota Jogja yang di padati dengan para pelajar, memang semua itu kenyataannya. Namun tidak dipungkiri masih ada segelintir orang tidak dapat merasakan hal itu. Salah satunya Sarmin, sejak ditinggal ayahnya Ibu bocah ini tidak dapat membiayai sekolah sarmin. Bahkan untuk membiayai kehidupan sehari-harinya masih sangat minim. Ibu Sarmin juga bekerja sebagai pengamen jalanan tak heran untuk mendapatkan sesuap nasi mereka mengandalkan kecrekan tutup botol.

Sejak usia Sarmin 4 tahun ia sudah ditinggal oleh Ayahnya karena sakit-sakitan. Sarmin dan Ibunya tinggal di kontrakan sempit tepatnya di desa Karangwaru Jalan Magelang Yogyakarta. Sarmin mengenal kehidupan jalanan saat usia 4 tahun, Ia selalu menemani Ibunya agar pengahasilannya lebih banyak.

Pekerjaan ini terpaksa ia lakukan demi mencukupi kebutuhan hidup kedua orang tersebut. Ia tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup kecuali dengan cara mengamen. Menurut sarmin “lebih baik jadi pengamen yang menjual suara dari pada hanya meminta belas kasihan orang lain dan apalagi menjadi seorang pencuri atau maling.”

Kerja keras yang dilakukan oleh seorang anak umur 8 tahun ini perlu masyarakat apresiasi. Masyarakat bukan hanya mencela hidup seorang anak jalanan. Mereka terpaksa melakukan perkerjaan tersebut karena tuntutan untuk hidup. Bahkan pemerintah juga harus memelihara anak jalanan.

Fenti Diana
153070177


4 komentar: