11 Januari 2010

Fenomena Merebaknya Bisnis Laundry

Yogyakarta memang tak pernah ada matinya. Kota yang sarat akan kebudayaan khas keraton ini memiliki pesona yang tak henti menimbulkan daya tarik tersendiri. Lihat saja Merapi, Parangtritis, Prambanan, Keraton, Malioboro, Alun - alun, seperti tak pernah kehabisan daya pikat hingga menyedot para wisatawan asing maupun lokal untuk datang berkunjung. Selain terkenal karena kebudayaannya, Yogyakarta juga memiliki julukan sebagai " Kota Pelajar ". Banyak perantau berdatangan dari berbagai daerah untuk menimba ilmu di kota ini. Tak ayal lagi Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang padat akan penduduk yang sebagian besar adalah pendatang. Dari sekian banyak pertambahan penduduk inilah maka muncul kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Seperti kebutuhan akan sandang, pangan, papan, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.
Begitu banyaknya lembaga pendidikan di Yogyakarta secara tak langsung telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Sebut saja tempat kost, counter pulsa, rental film, salon, dan yang paling sering ditemui dan cukup menjadi fenomena adalah laundry. Belakangan jenis usaha cuci - mencuci ini merebak di lingkungan masyarakat. Ruang usaha yang bergerak di bidang jasa ini menawarkan kemudahan bagi customernya dalam urusan mencuci. Customer dapat mencucikan baju mereka plus setrika dan parfum dengan harga yang hemat. Tiap - tiap laundry memasang tarif yang berbeda - beda. Mulai dari Rp 2000,00/kg, sampai Rp 3500,00/kg.
Ditemui siang itu di tempat usaha laundrynya July Setiawan, mengemukakan bahwa ia belum lama membuka usaha laundry, tapi keuntungan yang didapat sudah cukup memuaskan ". Laundry saya cukup ramai, untungnya lumayan tiap bulan". Lelaki berusia 29 tahun ini awalnya sempat bingung mau bekerja sebagai apa, karena melihat kawannya yang sukses dengan usaha laundry, akhirnya dia ikut membuka jenis usaha yang sama. Hasilnya ternyata diluar dugaan.Laundry milik July ( Star Laundry ) berlokasi di kawasan Sorosutan.
Lain lagi dengan Aripal Sani yang juga pengusaha laundry, ia mengaku mendapatkan modal usaha dari orangtuanya. Pemuda 24 tahun ini mengungkapkan, " Saya sudah dapat untung banyak dari sini ". Pria yang sering disapa Ari ini sudah dua tahun menjalani usaha laundry ini. Sasaran pasarnya adalah mahasiswa. Karena laundry Ari berada dekat dengan kawasan kampus UTY dan UAD. Harga yang ia tawarkan untuk laundry cuci komplit adalah Rp 2600,00/kg.
Deddy Iskandar juga merupakan salah satu pengusaha laundry. Mengusung nama Queen Laundry, ia merintis usahanya sejak bulan Juli tahun 2007. Ketika ditanya mengenai apa motifasinya membuka usaha laundry, Deddy mengemukakan," Dulu saya boros sekali me - laundry pakaian saya, sekian lama saya berpikir kenapa tidak buka usaha laundry sekalian saja". Dan ternyata usaha yang bermula dari konsep sederhana itu mampu meraup keuntungan yang luar biasa. Pernah suatu kali Queen Laundry menerima 300 kg cucian per hari. Queen Laundry mematok harga 2500/kg. Seiring munculnya rival - rival baru di sekitarnya, Deddy memberikan terobosan baru dalam usahanya. Setiap pencucian minimal 5 kg, customer mendapat kupon yang bila sudah genap 10 kali, customer mendapatkan gratis layanan satu kali cuci. Karena lokasi usaha yang berjauhan dengan institusi pendidikan, pasar sasaran yang ditetapkan Deddy adalah rumah tangga.

Nama: Hanun Wuryansari
NIM : 153070255

Tidak ada komentar:

Posting Komentar