28 Desember 2009

Alun-alun Kidul sebagai Alternatif Tempat Nongkrong

Daya tarik Yogyakarta terletak pada pariwisatanya yang unik dengan unsur Kerajaan Jawa maupun Kerajaan zaman dahulu. Salah satunya adalah Alun-alun Kidul atau sering disebut Alkid yaitu lapangan berbentuk bundar dan terdapat dua pohon beringin di tengahya yang terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta.

Yogyakarta yang juga terkenal dengan kota pelajar banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebagai salah satu tempat pilihan untuk berwisata adalah Alun-alun Kidul (Alkid). Wisatawan yang datang ke Alkid, rata-rata mencoba untuk berjalan melewati dua pohon beringin menggunakan penutup mata. Saat ini, tersedia pula berbagai makanan atau jajanan, mainan, hingga jasa penyewaan sepeda 2 pedal / 3 pedal, mini andhong maupun mini becak. Wisatawan dapat memilih permainan apa yang akan dicoba, setelah mencoba berjalan melewati pohon beringin atau hanya sekedar mencicipi jajanan yang tersedia.
Wisatawan lokal yang datang berasal dari berbagai kota, terutama jika mendekati liburan atau akhir pekan. Selain itu, Alkid juga sering dijadikan tempat nongkrong oleh anak-anak muda. ”Kebanyakan yang datang itu anak muda, dan biasanya mereka sekedar kumpul-kumpul saja”, jelas Suwaryono, penjaga parkir Alkid. Salah satu pengunjung Alkid adalah Reben dan Adin, mahasiswa semester 3 Amikom yang menjadikan Alkid sebagai tempat nongkrong karena diberitahu oleh temannya yang lain. ”ya, biasanya sih nongkrong itu duduk, campur gossip dalam artian ngomongin apa yang kita lihat, sebagai komentator lah”, kata Reben yang asli dari Sumatera Utara.
Lain halnya dengan Hang dan Pupung yang berasal dari Jakarta, mengaku bahwa mereka sering datang ke Yogyakarta untuk berlibur sekitar 3-4 kali dalam satu tahun. ”saya baru pertama kali datang ke sini, biasanya saya dan teman-teman sering nongkrong di alun-alun yang satunya”, tambahnya. Mereka biasa datang ke Yogya untuk berlibur dan menginap di Kaliurang bersama teman-teman. ”Setelah kita nongkrong di pusat kota Yogya, baru mereka naik ke Kaliurang untuk menginap”, imbuh Hang. Selain itu, Hang dan Pupung adalah seorang angota komunitas sepeda BMX di Jakarta. Menurutnya Pupung, kegiatan nongkrong merupakan kegiatan kumpul-kumpul bersama teman, terlebih dengan teman se-komunitas sepeda BMX. Hal yang paling disukai oleh mereka adalah nigth treat, yaitu jalan malam-malam dengan berwisata kuliner. Hang dan Pupung mengakui jika over budget dapat terjadi bukan karena nongkrong, tetapi dikarenakan untuk memodifikasi sepeda. Setiap ada anggota yang baru memodifikasi atau menambah aksesoris sepeda, maka adrenalin Hang juga terpacu untuk memodifikasi sepeda juga. ” Komunitas sepeda itu seperti racun, karena jika ada anggota lain yang baru saja memodifikasi sepeda maka aku juga terpacu buat ikut-ikutan”, jelas Hang.
Yang didapatkan dari nongkrong sesungguhnya adalah kepuasan pribadi atau kesenangan karena bertemu dan bercanda gurau dengan teman-teman, sehingga rasa penat atau stres karena kegiatan lain dapat terobati. Tentu saja selama kegiatan nongkrong tersebut masih dalam aktivitas yang positif, bukan untuk aktivitas yang aneh-aneh dan negatif. Yogyakarta memang mempunyai banyak daya tarik pariwisata untuk nongkrong maupun untuk berlibur. Tinggal dipilih dan didatangi saja, pasti menyenangkan.

Penulis : Desy Natalia 153070252, Hanun W. 153070255
Wawancara : Hanun W.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar