28 Desember 2009

Sisi Lain Kegiatan Mahasiswa Yogya

Tak disangka Yogyakarta yang dinobatkan sebagai kota pelajar, malam harinya menjadi kota yang liar. Banyak tindakan prostitusi atau bisa dibilang sebagai tindakan abnormal yang dilakukan oleh mahasiswa atau pelajar sewajarnya di saat malam hari.

Sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam. Tak bisa dipungkiri, dunia malam di Yogyakarta sudah terkenal, sehingga tak heran Yogyakarta mendapatkan predikat ke-3 sebagai kota yang nilai seksualitas tinggi setelah Jakarta dan Bandung. Faktor tersebut salah satunya dikarenakan banyaknya mahasiswa pendatang yang jauh dari orang tua sehingga dengan suka hati bersikap liar disini. Banyak ditemui mahasiswa di Jogja yang melakukan tindakan prostitusi layaknya PSK. Mahasiswa sewajarnya hanya bergulat dengan tugas-tugas kuliah dan lain sebagainya, malam hari tindakan mahasiswa yang sewajarnya tadi berubah menjadi negative. Aktifitas remaja Jogja di malam hari mulailah terlihat, di salah satu tempat nongkrong malam, tempat favorit mahasiswa menghabiskan sisa hari setelah seharian penuh melakukan aktifitas yang melelahkan yaitu café kopi. Pertama kali kita mendengar café kopi, kita pasti berpikir tempat kongkow enak bersama teman-teman, dengan secangkir kopi dan snack, bermain kartu ataupun untuk sekedar ngobrol dan bercanda bersama teman.. Tapi nyatanya bahwa café kopi yang kita tahu selama ini jauh dari perkiraan kita sebelumnya, café kopi itu lebih tepatnya tempat maksiat daripada tempat santai. Banyak mahasiswa pendatang yang sengaja nongkrong disana hanya untuk mencari kaum hawa untuk melakukan tindakan seksual.
Seperti yang diungkapkan oleh Mr. X dimana sebagai pelaku sekaligus narasumber, mengatakan bahwa motivasi awal datang ketempat ini bukanlah untuk minum kopi, melainkan untuk mencari perempuan yang mau untuk diajak melakukan hubungan seksual. “Tentunya rasa havefunlah yang saya dapat saat datang ketempat ini”, ujar Mr. X. Ironisnya kegiatan malam yang dilakukan mahasiswa di Yogyakarta. Hanya bermodalkan secangkir kopi pelaku dapat melakukan hal yang menyesatkan layaknya bukan seperti tindakan mahasiswa yang katanya memiliki intelektualitas yang tinggi.

Penulis : Adevia Oki Damara (153070167)
Pewawancara : Adevia Oki D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar